Makna Lagu Shayad – Arijit Singh. Lagu “Shayad” yang dinyanyikan Arijit Singh langsung meledak sejak dirilis pada tahun 2020 sebagai bagian dari soundtrack film Love Aaj Kal. Dalam waktu singkat, lagu ini tidak hanya menduduki puncak tangga lagu di berbagai platform musik, tapi juga menjadi anthem bagi banyak orang yang sedang jatuh cinta, ragu, atau bahkan patah hati. Dibandingkan lagu-lagu romantis biasa, “Shayad” punya daya tarik yang lebih dalam karena liriknya terasa sangat personal, seolah-olah Arijit sedang menyanyikan cerita pendengarnya sendiri. BERITA BOLA
Latar Belakang dan Proses Kreatif: Makna Lagu Shayad – Arijit Singh
“Shayad” diciptakan oleh Pritam, komposer yang sudah lama dikenal mampu menyulang emosi lewat melodi sederhana namun menusuk. Irshad Kamil menulis liriknya dengan bahasa yang ringan tapi penuat makna. Kata “shayad” sendiri yang berarti “mungkin” menjadi inti dari seluruh lagu. Pritam pernah bercerita bahwa ia ingin membuat lagu yang terdengar manis di telinga, tapi setelah didengar berulang kali justru terasa semakin pahit—sebuah perpaduan antara harapan dan ketakutan akan penolakan.
Arijit Singh, dengan karakter vokalnya yang khas, membawa lagu ini ke level yang berbeda. Nada rendah di awal, kemudian naik perlahan di chorus, seolah menggambarkan seseorang yang ragu-ragu mengucapkan perasaannya. Rekaman vokal Arijit untuk lagu ini disebut-sebut sebagai salah satu penampilan terbaiknya dalam beberapa tahun terakhir.
Makna Lirik Secara Mendalam: Makna Lagu Shayad – Arijit Singh
Jika diperhatikan, “Shayad” sebenarnya adalah lagu tentang cinta yang belum pasti. Tokoh dalam lagu sedang jatuh cinta, tapi ia tidak yakin apakah perasaan itu berbalas. Baris “Shayad kabhi na keh sakoon main tumko, kahe bina samjhoon tumko” menjadi inti dari keraguan itu. Ia ingin mengungkapkan perasaannya, tapi takut merusak apa yang sudah ada.
Ada rasa takut kehilangan yang sangat kuat. Baris “Tum agar mana lo toh bata do, ek baar toh haqeeqat ho jao” menunjukkan keinginan untuk mendapatkan kepastian, sekaligus ketakutan bahwa kepastian itu bisa berarti penolakan. Inilah yang membuat banyak pendengar merasa “diserang” secara personal—lagu ini seperti cermin bagi siapa saja yang pernah berada di posisi “teman tapi lebih” atau “suka tapi takut bilang”.
Dampak Emosional dan Resonansi Publik
Sejak dirilis, “Shayad” menjadi lagu wajib di playlist orang-orang yang sedang jatuh cinta diam-diam. Ribuan video cover, reels, dan story di media sosial menggunakan potongan lagu ini sebagai latar. Banyak yang bilang, mendengarkan “Shayad” malam-malam bisa membuat orang menangis tanpa tahu kenapa.
Lagu ini juga sering dipilih sebagai backsound pernikahan atau lamaran, ironisnya, padahal isi lagunya justru tentang ketidakpastian. Mungkin karena di balik kata “mungkin” itu ada harapan besar—bahwa suatu saat “shayad” bisa berubah menjadi “pasti”.
Kesimpulan
Lebih dari sekadar lagu romantis biasa, “Shayad” adalah potret jujur tentang kompleksitas perasaan manusia dalam mencinta. Ia tidak menawarkan jawaban mudah, tidak pula janji manis bahwa cinta selalu berbalas. Yang ditawarkan hanyalah keberanian untuk tetap merasakan, meski hanya ada kata “mungkin” sebagai pegangan. Itulah mengapa, bertahun-tahun setelah perilisannya, “Shayad” masih sering diputar, masih sering membuat dada sesak, dan masih sering menjadi teman di malam-malam yang sepi. Karena pada akhirnya, kita semua pernah menjadi tokoh dalam lagu itu—seseorang yang mencinta dalam diam, dengan harapan yang bernama “shayad.

